BAB 1
PENDAHULUAN
1.
Latar belakang
Varises
merupakan pembuluh darah balik yang mengalami pelebaran. Kita bisa melihat
varises di bawah kulit kita. Bentuknya biasanya memanjang dan menonjol,
menyerupai bentuk kabel yang agak panjang. Pembuluh darah tersebut berwarna
biru gelap bahkan cenderung ungu karena kadar oksigennya sedikit.
Varises
tidak hanya timbul di kaki tapi juga pada bagian lainnya seperti vulva (bibir
vagina), testis pada lelaki, anus yang berujung pada ambien dan juga daerah
kerongkongan. Meskipun urat-urat halus ini tidak berbahaya namun seringkali
menimbulkan masalah dengan penampilan.
Salah
satu penyakit vena kronik yang banyak di derita adalah varises, varises bisa terjadi pada siapa saja. Varises
biasanya tidak berbahaya tetapi sangat tidak sedap dipandang. Varikositas dapat
terjadi di pembuluh darah apapun. Bila ditemukan di dubur disebut wasir.
Seringkali, varises ditemukan di paha dan kaki bagian bawah. Dan, wanita lebih
rentan terhadap varises dari pada laki-laki.
2.
Rumusan Masalah
Dalam makalah ini menjelaskan tentang :
2.1 Konsep Teori
2.1.1 Bagaimana Anatomi Fisiologi
Kardiovaskuler?
2.1.2 Apa Definisi dari Varises?
2.1.3 Bagaimana Etiologi dari Varises?
2.1.4 Bagaimana Patofisiologi dari
Varises?
2.1.5 Apa Manifestasi dari Varises?
2.1.6 Bagaimana Pencegahan dari Varises?
2.1.7 Bagaimana cara Pengobatan / Penatalaksanaan dari Varises?
2.1.8 Bagaimana WOC dari Varises?
2.2 Asuhan Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
2.2.3 Intervensi Keperawatan
3.
Tujuan
3.1 Tujuan Umum
Untuk Mengetahui penyakit varises
3.2 Tujuan Khusus
1) Untuk Mengetahui Anatomi Fisiologi
Kardiovaskuler
2) Untuk Mengetahui Definisi dari
Varises
3) Untuk Mengetahui Etiologi dari
Varises
4) Untuk Mengetahui Patofisiologi dari
Varises
5) Untuk Mengetahui Manifestasi dari
Varises
6) Untuk Mengetshui Pencegahan dari
Varises
7) Untuk Mengetahui Pengobatan /
Penatalaksanaan dari Varises
8) Untuk Mengetahui WOC dari Varises
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Teori
2.1.1
Anatomi Fisiologi Jantung
Jantung adalah
salah satu organ tubuh yang paling vital dibandingkan dengan organ tubuh vital
lainnya. Dengan kata lain, apabila fungsi jantung mengalami gangguan, maka
pengaruhnya terhadap organ-organ tubuh lainya. Karena fungsi utama jantung
adalah memompa darah ke seluruh tubuh untuk kepentingan metabolisme sel-sel
demi kelangsungan hidup.
Jantung
merupakan organ yang terdiri dari empat ruangan, yaitu atrium kanan, ventrikel
kanan, atrium kiri dan ventrikel kiri. Darah yang rendah kandungan oksigen dan
tinggi CO2 yang berasal dari sirkulasi sistemik dihantarkan melalui
vena kava superior dan inferior menuju atrium kanan, masuk ke ventrikel kanan
lalu dihantarkan melalui arteri pulmonalis menuju ke paru untuk di-oksigenasi
kembali.
Gambar : Jantung
Selanjutnya
darah yang telah kaya akan oksigen akan masuk melalui vena pulmonalis
menuju atrium kiri, lalu masuk ke ventrikel kiri untuk dihantarkan menuju
sirkulasi sistemik melalui pembuluh aorta.
Secara umum,
pembuluh darah yang ada di dalam tubuh dapat dibagi menjadi pembuluh yang
membawa darah menjauhi jantung (arteri) dan menuju jantung (vena).
Gambar
: aliran darah pada vena
Varises berkaitan dengan pembuluh
darah balik ( vena ) yang berfungsi mengangkut darah sisa metabolisme dari
seluruh jaringan tubuh ke jantung. Vena normal dengan katup yang baik akan
membuat darah mengalir lancar ke jantung. Pada varises, katup dalam vena yang
berfungsi untuk mencegah darah kembali ke seluruh tubuh tidak berfungsi
sehingga darah yang harusnya mengalir ke jantung kembali lagi keseluruh tubuh.
2.1.1
Definisi Varises
Varises
adalah pelebaran pembuluh balik yang berkelok-kelok ditandai oleh katup
didalamnya yang tidak berfungsi. Bila hanya melebar saja disebut venektasi.
Pada varises kecuali pelebaran, juga terdapat kelainan vena yang berbeda-beda,
bentuk yang berkelok-kelok, dan hilangnya elastisitas dinding vena sehingga
katup tidak berfungsi lagi.
Varises juga dapat timbul apabila
katup yang secara normal mencegah arus balik darah menjadi terlalu lemah dan
kalah sehingga darah lebih banyak yang kembali. Apabila katup tersebut kalah
maka darah akan tetap mengisi penuh vena- vena dibawahnya.
Gambar
: Varises
2.1.1
Etiologi
Etiologi yang sesungguhnya dari
pelebaran suatu vena belum diketahui. Faktor resiko terjadinya varises antara
lain kehamilan, berat badan yang berlebihan, umur, ataupun pekerjaan tertentu
yang kurang gerakan.
1) Kehamilan
Meningkatnya hormon progesteron dan bertambahnya
berat badan saat hamil yang kaki semakin terbebani, akibatnya aliran darah dari
kaki, tungkai, pangkal paha dan perut bagian bawah pun terhambat.
2) Berat badan
Varises biasanya
terjadi saat dewasa akibat perubahan hormon dan bertambahnya berat badan.
Varises yang terjadi di usia muda, kemungkinan besar disebabkan faktor
keturunan.
3) Pekerjaan yang kurang gerakan
Gaya
hidup perkotaan yang kurang gerak, menyebabkan otot sekitar pembuluh darah vena
tidak mampu memompa darah secara maksimal.
2.1.1
Patofisiologi
Patofisiologi varises primer bermula
pada kerusakan dinding pembuluh vena perifer yang karena sesuatu hal melebar,
kemudian diikuti oleh katup yang tidak berfungsi. Vena perforantes dengan
katupnya masih normal. Sedangkan varises sekunder bermula dengan insuvisiensi
vena perforantes, vena dalam kemudian diikuti oleh meningginya tekanan darah
dalam vena perifer. Tidak berfungsinya katup vena perforantes biasanya
disebabkan oleh kelainan pada system vena dalam.
2.1.2
Manifestasi klinis
Ada beberapa gejala terjadinya varises antara lain yaitu :
1) Mula-mula kaki dan tungkai terasa
berat, diikuti otot yang mudah pegal, kaku, panas dan sakit di seputar kaki
maupun tungkai. Biasanya rasa sakit dirasakan menjelang malam, akibat tidak
lancarnya aliran darah.
2) Mudah kram, meski kaki dalam kondisi
santai.
3) Muncul pelebaran pembuluh darah
rambut yang mirip jaring laba-laba (spider navy).
4) Perubahan warna kulit (pigmentasi)
di seputar mata kaki, akibat tidak lancarnya aliran darah. Kadang diikuti
dengan luka di sekitar mata kaki yang sulit sembuh.
5) Kaki bengkak (edema) karena adanya
pembendungan darah.
6) Perubahan pada pembuluh vena luar,
misalnya di betis bagian belakang tampak urat kebiru-biruan dan berkelok-kelok.
Keadaan ini merupakan gejala varises kronis.
Selain itu dijumpai tanda-tanda
sebagai berikut : Gatal, kaki terasa berat, pegal dan cepat lelah (terutama
pada malam hari dan setelah melakukan aktifitas) Pembengkakan pada pergelangan
kaki, biasanya akan berkurang bila kaki dielevasi atau ditinggikan, Nyeri kaki
terutama pada pagi hari dan berkurang bila dipakai berjalan, Kram pada malam
hari, Perbedaan warna kulit di sekitar pembuluh vena yang mengalami gangguan,
Kemerahan, tampak kering dan sensasi gatal pada area kulit yang terkena.
2.1.3
Pencegahan
Sebelum terjadi varises, langkah
atau cara mencegah munculnya Varises:
1. Untuk meningkatkan kekuatan otot
kaki dan vena, lakukan olahraga yang teratur.
2. Kurangi menggunakan sepatu hak
tinggi karena penggunaan otot betis menjadi tidak maksimal. Bila memang harus
selalu menggunakan sepatu hak tinggi, sering istirahat dan menggerakkan kaki
setiap 15 menit.
3. Hindari berdiri terlalu lama. Bila
tuntutan kerja mengharuskan anda banyak berdiri, pindahkan beban dari satu kaki
ke kaki yang lainnya setiap beberapa menit.
4. Jangan duduk sambil menyilangkan
kaki terlalu lama karena dapat menghambat peredaran darah.
5. Jangan sering menggunakan pakaian ketat
pada bagian pinggang, paha dan kaki.
6. Biasakan mengkonsumsi vitamin C dan
E sebab baik untuk pembuluh darah.
7. Banyak mengkonsumsi makanan
berserat, buah dan sayur.
8. Kurangi konsumsi garam untuk
menghindari pembengkakan.
9. Hindari makanan pedas karena dapat
merangsang pelebaran pembuluh darah.
10.
Lakukan senam kaki, Sambil duduk putar pergelangan kaki
searah jarum jam dan sebaliknya.
11.
Angkat kaki saat beristirahat.
12.
Berdiri tegak setiap 45 menit setelah anda duduk bekerja
seharian.
13.
Mandi dengan air panas dan dingin bergantian sangat baik
untuk peredaran darah.
2.1.4
Pengobatan / Penatalaksanaan
Penatalaksanaan :
1) Non Operatif Prinsipnya adalah
menurunkan aliran darah dan tekanan darah dalam vena. Dan membuat pembuluh
darah vena superfisial menjadi kempes. Dengan cara :
Balut tekan, Elastic stocking atau bebat elastik sepanjang
hari kecuali tidur. Jalan - jalan dianjurkan, tapi duduk serta berdiri dalam
waktu yang lama harus dhindari.
2) Skleroterapi (injeksi – kompresi)
Obat skleroterapi menyebabkan trombosis dan sklerosis. Biasanya dilakukan pada
varises dibawah lutut dan bukan untuk tindakan kosmetik karena akan menyebabkan
kulit berwarna lebih gelap.
3) Pembedahan – prosedur ligasi-eksisi,
saphenous stripping Indikasi pembedahan adalah :
·
Pernah mengalami perdarahan akibat ulkus varises - Nyeri
berulang akibat varises.
·
Pertimbangan kosmetik Tidak ada kontraindikasi untuk
dilakukan tindakan injeksi dan pembedahan seperti antara lain infeksi
tromboflebitis akut, kehamilan, tumor pelvik. Pada pre-operatif, lakukan
evaluasi terhadap potensi dari sistem vena yang letaknya di dalam atau
profunda. Kemudian dilanjutkan dengan ligasi pembuluh darah vena. Tindakan
minimal invasif seperti endovenous thermal ablation, meliputi Endovenous Laser
Ablation (ELA) dan Endovenous Radiofrequency Ablation (ERA) sepertinya belum
popular dilakukan di Indonesia. ELA dan ERA hanya dilakukan oleh dokter-dokter
yang berpengalaman dan membutuhkan peralatan yang khusus. KEKAMBUHAN Setelah
pembedahan, 10 % pasien mengalami varises kembali. Penyebab terbanyak adalah
kegagalan untuk meligasi atau megikat seluruh vena-vena yang terlibat.
2.1.1
Pengkajian
Pengkajian meliputi :
a. Identitas
Kelainan ini
lebih sering ditemukan pada wanita (rasio wanita terhadap pria 5:1), dengan
banyak wanita menentukan bahwa saat mulainya varises terlihat dan simtomatik
pada waktu kehamilan.
b. Alasan
masuk rumah sakit
Gejala
simtomatik seperti : kelelahan dan sensasi berat, kram, nyeri, odema,
perdarahan spontan.
c. Riwayat
penyakit
Berkelok-kelok
dan pembesaran suatu vena.
d. Riwayat
atau faktor-faktor resiko :
1. kelemahan
congenital atau tidak adanya katup
2. Pekerjaan
yang nmengharuskan berdiri atau duduk dalam waktu lama tanpa kontraksi otot
intermetten trauma langsung ke katup vena perforantes
3. kehamilan
atau kelainan hormonal.
e. Pemeriksaan
fisik
Status lokalis :
1. Dilatasi,
lekuk-lekuk vena superfisialis pada kaki.
2. Keluhan
sakit dangkal, kelelahan, kram, dan kaki berat, khsusnya setelah berdiri lama.
3. Pigmentasi
kecoklatan pada kulit.
4. Bengkak,
yang secara umum berkurang dengan peninggian tungkai.
2.1.2
Diagnosa Keperawatan
1.
Nyeri berhubungan
dengan iskemia jaringan sekunder.
2.
Gangguan pigmentasi
kulit berhubungan dengan insufisiensi vaskular.
3.
Gangguan mobilitas
fisik berhubungan dengan keterbatasan aktivitas akibat nyeri.
2.1.3
Intervensi Keperawatan
1.
Nyeri berhubungan
dengan iskemia jaringan sekunder.
Tujuan
: Nyeri berkurang.
Intervensi:
Mandiri:
1. Tinggikan
ekstremitas yang sakit.
Rasional: Mendorong
aliran balik vena untuk memudahkan sirkulasi, menurunkan pembentukan statistik.
Health Education:
1.
Bantu untuk latihan
rentang gerak pasif atau aktif.
Rasional: Meningkatkan sirkulasi jaringan, mencegah stasis.
Rasional: Meningkatkan sirkulasi jaringan, mencegah stasis.
2. Dorong
pasien untuk sering mengubah posisi.
Rasional: Menurunkan atau mencegah kelemahan otot, membantu meminimalkan spasme otot.
Rasional: Menurunkan atau mencegah kelemahan otot, membantu meminimalkan spasme otot.
Kolaborasi:
1. Pemberian
obat sesuai indikasi.
Rasional: Mengurangi
nyeri dan menurunkan ketegangan otot.
Observasi:
1. Kaji
derajat nyeri. Catat perilaku melindungi ekstremitas.
Rasional: Derajat nyeri secara langsung berhubungan
dengan
luasnya kekurangan sirkulasi,
proses inflamasi.
2.
Gangguan pigmentasi
kulit berhubungan dengan insufisiensi vaskular.
Tujuan : Mempertahankan
int
egritas kulit.
Intervensi :
Mandiri :
1.
Ubah posisi secara
periodik dan hindari pemijatan pada ekstremitas yang sakit.
Rasional: Meningkatkan
sirkulasi, pemijatan potensial memecahkan atau menyebarkan trombus sehingga
menyebabkan embolus.
2.
Lakukan kompres hangat,
basah atau panas pada ekstremitas yang sakit bila diindikasikan.
Rasional: Meningkatkan
vasodilatasi dan aliran balik vena dan perbaikan edema lokal.
Health Education :
1. Ubah
posisi secara periodik dan hindari pemijatan pada ekstremitas yang sakit Embolus.
Rasional : Meningkatkan
sirkulasi, pemijatan potensial memecahkan atau menyebarkan trombus sehingga
menyebabkan embolus.
Observasi:
1.
Kaji integritas kulit,
catat perubahan pada turgor, gangguan warna, hangat lokal, eritema, ekskoriasi.
Rasional: Kondisi kulit dipengaruhi oleh sirkulasi, nutrisi, dan imobilisasi. Jaringan dapat menjadi rapuh dan cenderung untuk infeksi dan rusak.
Rasional: Kondisi kulit dipengaruhi oleh sirkulasi, nutrisi, dan imobilisasi. Jaringan dapat menjadi rapuh dan cenderung untuk infeksi dan rusak.
2.
Kaji ekstremitas untuk
penonjolan vena yang jelas.
Rasional: Distensi vena superfisial dapat terjadi pada TVD karena aliran balik melalui vena percabangan.
Rasional: Distensi vena superfisial dapat terjadi pada TVD karena aliran balik melalui vena percabangan.
3.
Gangguan mobilitas
fisik berhubungan dengan keterbatasan aktivitas akibat nyeri.
Tujuan : Menunjukkan
teknik/perilaku yang memungkinkan melakukan aktivitas.
Intervensi:
Mandiri:
1.
Pertahankan posisi
tubuh yang tepat.
Rasional: Meningkatkan
stabilitas jaringan (mengurangi risiko cedera), posisi fungsional pada
ekstremitas.
2.
Dorong dukungan dan
bantuan keluarga/orang terdekat pada latihan rentang gerak.
Rasional: Memampukan
keluarga/orang terdekat untuk aktif dalam perawatan pasien dan memberikan
terapi lebih konsisten.
Health Education:
1.
Bantu dengan rentang
gerak aktif atau pasif.
Rasional: Meningkatkan
pemeliharaan fungsi jaringan.
2.
Jadwalkan aktivitas dan
perawatan untuk memberikan periode istirahat yang tidak terganggu.
Rasional: Mencegah
kelelahan, mempertahankan kekuatan dan toleransi pasien terhadap aktivitas.
Observasi:
1.
Perhatikan sirkulasi,
gerakan, dan sensasi secara sering.
Rasional: Edema dapat
mempengaruhi sirkulasi pada ekstremitas sehingga potensial terjadinya nekrosis jaringan.
BAB 3
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Varises adalah pelebaran pembuluh
balik yang berkelok-kelok ditandai oleh katup didalamnya yang tidak berfungsi.
Bila hanya melebar saja disebut venektasi. Varises
juga dapat timbul apabila katup yang secara normal mencegah arus balik darah
menjadi terlalu lemah dan kalah sehingga darah lebih banyak yang kembali.
Faktor resiko terjadinya varises
antara lain kehamilan, berat badan yang berlebihan, umur, ataupun pekerjaan
tertentu yang kurang gerakan. Patofisiologi varises primer bermula pada
kerusakan dinding pembuluh vena perifer yang karena sesuatu hal melebar,
Sedangkan varises sekunder bermula dengan insuvisiensi vena perforantes, vena
dalam kemudian diikuti oleh meningginya tekanan darah dalam vena perifer.
3.2 Saran
Seperti
yang dijelaskan diatas supaya diperhatikan untuk menghindari terjadinya
penyakit pada peredaran darah atau varises, sebab varises adalah salah satu
penyakit yang menghambat peredaran darah yang cukup mengganggu penampilan,
karena pembuluh darah yang menonjol dan berkelok-kelok sangat jelas di
permukaan kulit .
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana
Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan
Pasien Ed.3.EGC. Di ambil dari http://kursusekg-i.blogspot.com/2009/02/i2-anatomi-fisiologi-jantung.html Jakarta.
(diakses tanggal 28 Februari 2013 Pukul 16.22)
Mansjoer,
Arif, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media Aesculapis
Nazmah.
2010. I.3. Anatomi & Fisiologi
Jantung. http://kursusekg-i.blogspot.com/2009/02/i2-anatomi-fisiologi-jantung.html
Diakses tanggal 28 Februari 2013 Pukul 19.53
Tidak ada komentar:
Posting Komentar