Rabu, 21 Oktober 2015

Makalah Penyakit Varises

BAB 1
PENDAHULUAN
1.        Latar belakang
Varises merupakan pembuluh darah balik yang mengalami pelebaran. Kita bisa melihat varises di bawah kulit kita. Bentuknya biasanya memanjang dan menonjol, menyerupai bentuk kabel yang agak panjang. Pembuluh darah tersebut berwarna biru gelap bahkan cenderung ungu karena kadar oksigennya sedikit.
Varises tidak hanya timbul di kaki tapi juga pada bagian lainnya seperti vulva (bibir vagina), testis pada lelaki, anus yang berujung pada ambien dan juga daerah kerongkongan. Meskipun urat-urat halus ini tidak berbahaya namun seringkali menimbulkan masalah dengan penampilan.
Salah satu penyakit vena kronik yang banyak di derita adalah varises, varises  bisa terjadi pada siapa saja. Varises biasanya tidak berbahaya tetapi sangat tidak sedap dipandang. Varikositas dapat terjadi di pembuluh darah apapun. Bila ditemukan di dubur disebut wasir. Seringkali, varises ditemukan di paha dan kaki bagian bawah. Dan, wanita lebih rentan terhadap varises dari pada laki-laki.
2.        Rumusan Masalah
Dalam makalah ini menjelaskan tentang :
2.1  Konsep Teori
2.1.1    Bagaimana Anatomi Fisiologi Kardiovaskuler?
2.1.2    Apa Definisi dari Varises?
2.1.3    Bagaimana Etiologi dari Varises?
2.1.4    Bagaimana Patofisiologi dari Varises?
2.1.5    Apa Manifestasi dari Varises?
2.1.6    Bagaimana Pencegahan dari Varises?
2.1.7    Bagaimana cara Pengobatan  / Penatalaksanaan dari Varises?
2.1.8    Bagaimana WOC dari Varises?



2.2 Asuhan Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
2.2.3 Intervensi Keperawatan

3.        Tujuan
3.1  Tujuan Umum
Untuk Mengetahui penyakit varises
3.2  Tujuan Khusus
1)   Untuk Mengetahui Anatomi Fisiologi Kardiovaskuler
2)   Untuk Mengetahui Definisi dari Varises
3)   Untuk Mengetahui Etiologi dari Varises
4)   Untuk Mengetahui Patofisiologi dari Varises
5)   Untuk Mengetahui Manifestasi dari Varises
6)   Untuk Mengetshui Pencegahan dari Varises
7)   Untuk Mengetahui Pengobatan / Penatalaksanaan dari Varises
8)   Untuk Mengetahui WOC dari Varises




BAB  2
PEMBAHASAN

2.1    Konsep Teori
2.1.1        Anatomi Fisiologi Jantung
Jantung adalah salah satu organ tubuh yang paling vital dibandingkan dengan organ tubuh vital lainnya. Dengan kata lain, apabila fungsi jantung mengalami gangguan, maka pengaruhnya terhadap organ-organ tubuh lainya. Karena fungsi utama jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh untuk kepentingan metabolisme sel-sel demi kelangsungan hidup.

Jantung merupakan organ yang terdiri dari empat ruangan, yaitu atrium kanan, ventrikel kanan, atrium kiri dan ventrikel kiri. Darah yang rendah kandungan oksigen dan tinggi CO2 yang berasal dari sirkulasi sistemik dihantarkan melalui vena kava superior dan inferior menuju atrium kanan, masuk ke ventrikel kanan lalu dihantarkan melalui arteri pulmonalis menuju ke paru untuk di-oksigenasi kembali.

  
Gambar :  Jantung
Selanjutnya darah yang telah kaya akan oksigen akan masuk melalui vena pulmonalis  menuju atrium kiri, lalu masuk ke ventrikel kiri untuk dihantarkan menuju sirkulasi sistemik melalui pembuluh aorta.
Secara umum, pembuluh darah yang ada di dalam tubuh dapat dibagi menjadi pembuluh yang membawa darah menjauhi jantung (arteri) dan menuju jantung (vena).


Gambar : aliran darah pada vena

Varises berkaitan dengan pembuluh darah balik ( vena ) yang berfungsi mengangkut darah sisa metabolisme dari seluruh jaringan tubuh ke jantung. Vena normal dengan katup yang baik akan membuat darah mengalir lancar ke jantung. Pada varises, katup dalam vena yang berfungsi untuk mencegah darah kembali ke seluruh tubuh tidak berfungsi sehingga darah yang harusnya mengalir ke jantung kembali lagi keseluruh tubuh.
2.1.1        Definisi Varises
Varises adalah pelebaran pembuluh balik yang berkelok-kelok ditandai oleh katup didalamnya yang tidak berfungsi. Bila hanya melebar saja disebut venektasi. Pada varises kecuali pelebaran, juga terdapat kelainan vena yang berbeda-beda, bentuk yang berkelok-kelok, dan hilangnya elastisitas dinding vena sehingga katup tidak berfungsi lagi.
Varises juga dapat timbul apabila katup yang secara normal mencegah arus balik darah menjadi terlalu lemah dan kalah sehingga darah lebih banyak yang kembali. Apabila katup tersebut kalah maka darah akan tetap mengisi penuh vena- vena dibawahnya.


Gambar : Varises
2.1.1        Etiologi
Etiologi yang sesungguhnya dari pelebaran suatu vena belum diketahui. Faktor resiko terjadinya varises antara lain kehamilan, berat badan yang berlebihan, umur, ataupun pekerjaan tertentu yang kurang gerakan.
1)   Kehamilan
Meningkatnya hormon progesteron dan bertambahnya berat badan saat hamil yang kaki semakin terbebani, akibatnya aliran darah dari kaki, tungkai, pangkal paha dan perut bagian bawah pun terhambat.
2)   Berat badan
Varises biasanya terjadi saat dewasa akibat perubahan hormon dan bertambahnya berat badan. Varises yang terjadi di usia muda, kemungkinan besar disebabkan faktor keturunan.


3)   Pekerjaan yang kurang gerakan
Gaya hidup perkotaan yang kurang gerak, menyebabkan otot sekitar pembuluh darah vena tidak mampu memompa darah secara maksimal.
2.1.1        Patofisiologi
Patofisiologi varises primer bermula pada kerusakan dinding pembuluh vena perifer yang karena sesuatu hal melebar, kemudian diikuti oleh katup yang tidak berfungsi. Vena perforantes dengan katupnya masih normal. Sedangkan varises sekunder bermula dengan insuvisiensi vena perforantes, vena dalam kemudian diikuti oleh meningginya tekanan darah dalam vena perifer. Tidak berfungsinya katup vena perforantes biasanya disebabkan oleh kelainan pada system vena dalam.

2.1.2        Manifestasi klinis
Ada beberapa gejala terjadinya varises antara lain yaitu :
1)   Mula-mula kaki dan tungkai terasa berat, diikuti otot yang mudah pegal, kaku, panas dan sakit di seputar kaki maupun tungkai. Biasanya rasa sakit dirasakan menjelang malam, akibat tidak lancarnya aliran darah.
2)   Mudah kram, meski kaki dalam kondisi santai.
3)   Muncul pelebaran pembuluh darah rambut yang mirip jaring laba-laba (spider navy).
4)   Perubahan warna kulit (pigmentasi) di seputar mata kaki, akibat tidak lancarnya aliran darah. Kadang diikuti dengan luka di sekitar mata kaki yang sulit sembuh.
5)   Kaki bengkak (edema) karena adanya pembendungan darah.
6)   Perubahan pada pembuluh vena luar, misalnya di betis bagian belakang tampak urat kebiru-biruan dan berkelok-kelok. Keadaan ini merupakan gejala varises kronis.
Selain itu dijumpai tanda-tanda sebagai berikut : Gatal, kaki terasa berat, pegal dan cepat lelah (terutama pada malam hari dan setelah melakukan aktifitas) Pembengkakan pada pergelangan kaki, biasanya akan berkurang bila kaki dielevasi atau ditinggikan, Nyeri kaki terutama pada pagi hari dan berkurang bila dipakai berjalan, Kram pada malam hari, Perbedaan warna kulit di sekitar pembuluh vena yang mengalami gangguan, Kemerahan, tampak kering dan sensasi gatal pada area kulit yang terkena.

2.1.3        Pencegahan
Sebelum terjadi varises, langkah atau cara mencegah munculnya Varises:
1.    Untuk meningkatkan kekuatan otot kaki dan vena, lakukan olahraga yang teratur.
2.    Kurangi menggunakan sepatu hak tinggi karena penggunaan otot betis menjadi tidak maksimal. Bila memang harus selalu menggunakan sepatu hak tinggi, sering istirahat dan menggerakkan kaki setiap 15 menit.
3.    Hindari berdiri terlalu lama. Bila tuntutan kerja mengharuskan anda banyak berdiri, pindahkan beban dari satu kaki ke kaki yang lainnya setiap beberapa menit.
4.    Jangan duduk sambil menyilangkan kaki terlalu lama karena dapat menghambat peredaran darah.
5.    Jangan sering menggunakan pakaian ketat pada bagian pinggang, paha dan kaki.
6.    Biasakan mengkonsumsi vitamin C dan E sebab baik untuk pembuluh darah.
7.    Banyak mengkonsumsi makanan berserat, buah dan sayur.
8.    Kurangi konsumsi garam untuk menghindari pembengkakan.
9.    Hindari makanan pedas karena dapat merangsang pelebaran pembuluh darah.
10.                        Lakukan senam kaki, Sambil duduk putar pergelangan kaki searah jarum jam dan sebaliknya.
11.                        Angkat kaki saat beristirahat.
12.                        Berdiri tegak setiap 45 menit setelah anda duduk bekerja seharian.
13.                        Mandi dengan air panas dan dingin bergantian sangat baik untuk peredaran darah.

2.1.4        Pengobatan / Penatalaksanaan
Penatalaksanaan :
1)   Non Operatif Prinsipnya adalah menurunkan aliran darah dan tekanan darah dalam vena. Dan membuat pembuluh darah vena superfisial menjadi kempes. Dengan cara :
Balut tekan, Elastic stocking atau bebat elastik sepanjang hari kecuali tidur. Jalan - jalan dianjurkan, tapi duduk serta berdiri dalam waktu yang lama harus dhindari.
2)   Skleroterapi (injeksi – kompresi) Obat skleroterapi menyebabkan trombosis dan sklerosis. Biasanya dilakukan pada varises dibawah lutut dan bukan untuk tindakan kosmetik karena akan menyebabkan kulit berwarna lebih gelap.
3)   Pembedahan – prosedur ligasi-eksisi, saphenous stripping Indikasi pembedahan adalah :
·      Pernah mengalami perdarahan akibat ulkus varises - Nyeri berulang akibat varises.
·      Pertimbangan kosmetik Tidak ada kontraindikasi untuk dilakukan tindakan injeksi dan pembedahan seperti antara lain infeksi tromboflebitis akut, kehamilan, tumor pelvik. Pada pre-operatif, lakukan evaluasi terhadap potensi dari sistem vena yang letaknya di dalam atau profunda. Kemudian dilanjutkan dengan ligasi pembuluh darah vena. Tindakan minimal invasif seperti endovenous thermal ablation, meliputi Endovenous Laser Ablation (ELA) dan Endovenous Radiofrequency Ablation (ERA) sepertinya belum popular dilakukan di Indonesia. ELA dan ERA hanya dilakukan oleh dokter-dokter yang berpengalaman dan membutuhkan peralatan yang khusus. KEKAMBUHAN Setelah pembedahan, 10 % pasien mengalami varises kembali. Penyebab terbanyak adalah kegagalan untuk meligasi atau megikat seluruh vena-vena yang terlibat.
 2.1    Asuhan Keperawatan
2.1.1        Pengkajian
Pengkajian meliputi :
a.    Identitas
Kelainan ini lebih sering ditemukan pada wanita (rasio wanita terhadap pria 5:1), dengan banyak wanita menentukan bahwa saat mulainya varises terlihat dan simtomatik pada waktu kehamilan.
b.    Alasan masuk rumah sakit
Gejala simtomatik seperti : kelelahan dan sensasi berat, kram, nyeri, odema, perdarahan spontan.
c.    Riwayat penyakit
Berkelok-kelok dan pembesaran suatu vena.
d.    Riwayat atau faktor-faktor resiko :
1.    kelemahan congenital atau tidak adanya katup
2.    Pekerjaan yang nmengharuskan berdiri atau duduk dalam waktu lama tanpa kontraksi otot intermetten trauma langsung ke katup vena perforantes
3.    kehamilan atau kelainan hormonal.
e.     Pemeriksaan fisik
Status lokalis :
1.   Dilatasi, lekuk-lekuk vena superfisialis pada kaki.
2.   Keluhan sakit dangkal, kelelahan, kram, dan kaki berat, khsusnya setelah berdiri lama.
3.   Pigmentasi kecoklatan pada kulit.
4.   Bengkak, yang secara umum berkurang dengan peninggian tungkai.
2.1.2        Diagnosa Keperawatan
1.    Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder.
2.    Gangguan pigmentasi kulit berhubungan dengan insufisiensi vaskular.
3.    Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan keterbatasan aktivitas akibat nyeri.
2.1.3        Intervensi Keperawatan
1.    Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder.
Tujuan : Nyeri berkurang.
Intervensi:
Mandiri:
1.    Tinggikan ekstremitas yang sakit.
Rasional: Mendorong aliran balik vena untuk memudahkan sirkulasi, menurunkan pembentukan statistik.
Health Education:
1.    Bantu untuk latihan rentang gerak pasif atau aktif.
Rasional: Meningkatkan sirkulasi jaringan, mencegah stasis.
2.    Dorong pasien untuk sering mengubah posisi.
Rasional: Menurunkan atau mencegah kelemahan otot, membantu meminimalkan spasme otot.
Kolaborasi:
1.    Pemberian obat sesuai indikasi.
Rasional: Mengurangi nyeri dan menurunkan ketegangan otot.
Observasi:
1.    Kaji derajat nyeri. Catat perilaku melindungi ekstremitas.
Rasional:  Derajat nyeri secara langsung berhubungan dengan
luasnya kekurangan sirkulasi, proses inflamasi.
2.    Gangguan pigmentasi kulit berhubungan dengan insufisiensi vaskular.
Tujuan : Mempertahankan int
egritas kulit.
Intervensi :
Mandiri :
1.    Ubah posisi secara periodik dan hindari pemijatan pada ekstremitas yang sakit.
Rasional: Meningkatkan sirkulasi, pemijatan potensial memecahkan atau menyebarkan trombus sehingga menyebabkan embolus.
2.    Lakukan kompres hangat, basah atau panas pada ekstremitas yang sakit bila diindikasikan.
Rasional: Meningkatkan vasodilatasi dan aliran balik vena dan perbaikan edema lokal.
Health Education :
1.    Ubah posisi secara periodik dan hindari pemijatan pada ekstremitas yang sakit Embolus.
Rasional : Meningkatkan sirkulasi, pemijatan potensial memecahkan atau menyebarkan trombus sehingga menyebabkan embolus.
Observasi:
1.    Kaji integritas kulit, catat perubahan pada turgor, gangguan warna, hangat lokal, eritema, ekskoriasi.
Rasional: Kondisi kulit dipengaruhi oleh sirkulasi, nutrisi, dan imobilisasi. Jaringan dapat menjadi rapuh dan cenderung untuk infeksi dan rusak.
2.    Kaji ekstremitas untuk penonjolan vena yang jelas.
Rasional: Distensi vena superfisial dapat terjadi pada TVD karena aliran balik melalui vena percabangan.
3.    Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan keterbatasan aktivitas akibat nyeri.
Tujuan : Menunjukkan teknik/perilaku yang memungkinkan melakukan aktivitas.
Intervensi:
Mandiri:
1.    Pertahankan posisi tubuh yang tepat.
Rasional: Meningkatkan stabilitas jaringan (mengurangi risiko cedera), posisi fungsional pada ekstremitas.
2.      Dorong dukungan dan bantuan keluarga/orang terdekat pada latihan rentang gerak.
Rasional: Memampukan keluarga/orang terdekat untuk aktif dalam perawatan pasien dan memberikan terapi lebih konsisten.
Health Education:
1.    Bantu dengan rentang gerak aktif atau pasif.
Rasional: Meningkatkan pemeliharaan fungsi jaringan.
2.    Jadwalkan aktivitas dan perawatan untuk memberikan periode istirahat yang tidak terganggu.
Rasional: Mencegah kelelahan, mempertahankan kekuatan dan toleransi pasien terhadap aktivitas.
Observasi:
1.    Perhatikan sirkulasi, gerakan, dan sensasi secara sering.
Rasional: Edema dapat mempengaruhi sirkulasi pada ekstremitas sehingga potensial terjadinya nekrosis jaringan.

BAB 3
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Varises adalah pelebaran pembuluh balik yang berkelok-kelok ditandai oleh katup didalamnya yang tidak berfungsi. Bila hanya melebar saja disebut venektasi. Varises juga dapat timbul apabila katup yang secara normal mencegah arus balik darah menjadi terlalu lemah dan kalah sehingga darah lebih banyak yang kembali.
Faktor resiko terjadinya varises antara lain kehamilan, berat badan yang berlebihan, umur, ataupun pekerjaan tertentu yang kurang gerakan. Patofisiologi varises primer bermula pada kerusakan dinding pembuluh vena perifer yang karena sesuatu hal melebar, Sedangkan varises sekunder bermula dengan insuvisiensi vena perforantes, vena dalam kemudian diikuti oleh meningginya tekanan darah dalam vena perifer.
3.2  Saran
Seperti yang dijelaskan diatas supaya diperhatikan untuk menghindari terjadinya penyakit pada peredaran darah atau varises, sebab varises adalah salah satu penyakit yang menghambat peredaran darah yang cukup mengganggu penampilan, karena pembuluh darah yang menonjol dan berkelok-kelok sangat jelas di permukaan kulit .



DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Ed.3.EGC. Di ambil dari http://kursusekg-i.blogspot.com/2009/02/i2-anatomi-fisiologi-jantung.html Jakarta. (diakses tanggal 28 Februari 2013 Pukul 16.22)

Mansjoer, Arif, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media Aesculapis

Nazmah. 2010. I.3. Anatomi & Fisiologi Jantung. http://kursusekg-i.blogspot.com/2009/02/i2-anatomi-fisiologi-jantung.html Diakses tanggal 28 Februari 2013 Pukul 19.53


Tidak ada komentar:

Posting Komentar