SATUAN ACARA PENYULUHAN
DERMATITIS KONTAK
Topik : Dermatitis Kontak
Hari/Tanggal : Minggu, 4
Oktober 2015
Waktu / Jam : 30 Menit / 07.00-07.30 WIB
Tempat : Ruang
Auditorium lantai 4
Peserta : Mahasiswa baru STIKes Ngudia Husada Madura
Penyuluh : Penty Andyni
I. TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti kegiatan
penyuluhan diharapkan agar mahasiswa baru STIKes Ngudia Husada Madura dapat memahami dan mengerti
tentang penyakit dermatitis kontak.
II. TUJUAN KHUSUS
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit
diharapkan mahasiswa baru STIKes Ngudia
Husada Madura dapat mengetahui tentanng :
a. Definisi dari dermatitis kontak
b. Penyebab terjadinya dermatitis kontak
c. Tanda dan gejala dari dermatitis kontak
d. Penatalaksanaan dari dermatitis kontak
e. Komplikasi gagal ginjal
III. POKOK BAHASAN
-
Dermatitis
Kontak
IV. SUB POKOK BAHASAN
-
Definisi
dermatitis kontak
-
Penyebab
dermatitis kontak
-
Tanda dan
gejala dermatitis kontak
-
Penatalaksanaan
dermatitis kontak
-
Komplikasi dermatitis kontak
V. SASARAN
-
Mahasiswa
baru STIKes Ngudia Husada Maadura
VI. TEMPAT
-
Ruang
auditorium lantai 4
VII. METODE
-
Ceramah dan
Tanya Jawab
VIII. MEDIA
-
LCD
-
Laptop
-
Leaflet
-
FlipChart
IX. PENGORGANISASIAN
a.
Moderator : Jummimatus Zahra
b.
Penyaji : Penty Andyni
c.
Peserta : Mahasiswa baru
STIKes Ngudia Husada Madura
X. KEGIATAN PENYULUHAN
WAKTU
Atau Fase
|
KEGIATAN PENYULUH
|
PELAKU
|
KEGIATAN PESERTA
|
Pra
interaksi
|
·
Pembuatan SAP
Mengundang peserta untuk mengikuti
penyuluhan
·
Pembagian leaflet
|
Penyaji
Penyaji
|
· Menerima
|
5 menit/kerja
|
Pembukaan :
·
Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.
·
Memperkenalkan diri
·
Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
·
Kontrak waktu
·
Menyebutkan materi yang akan diberikan
|
Moderator
|
·
Menjawab salam
·
Mendengarkan
·
Memperhatikan
·
Memperhatikan
·
Memperhatikan
|
15 menit
|
Pelaksanaan :
·
Menjelaskan tentang definisi dermatitis kontak
·
Menjelaskan tentang penyebab dermatitis kontak
·
Menjelaskan tanda dan gejala dermatitis kontak
·
Menjelaskan penatalaksanaan dermatitis kontak
·
Menjelaskan komplikasi dermatitis kontak
·
Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya
|
Penyaji
Penyaji
Penyaji
Penyaji
Pengaji
Moderator
|
·
Memperhatikan
·
Memperhatikan
·
Memperhatikan
·
Memperhatikan
·
Memperhatikan
·
Bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan
|
5 menit
|
Evaluasi :
·
Menanyakan kepada peserta tentang materi yang telah
diberikan
|
Observer
|
·
Menjawab pertanyaan
|
5 menit
|
Terminasi
·
Kesimpulan
·
Mengucapkan terima kasih atas perhatian peserta
·
Mengucapkan salam penutup
|
Moderator Moderator
Moderator
|
·
Mendengarkan
·
Memperhatikan
·
Menjawab salam
|
XI. EVALUASI
Dilakukan setelah ceramah diberikan dengan mengacu
pada tujuan yang telah ditetapkan.
Kriteria Evaluasi
1.
Evaluasi
struktur
·
Semua anggota
hadir/ikut dalam kegiatan penyuluhan
·
Penyelenggaraan
penyuluhan dilakukan di Ruang Auditorium
lantai 4
·
Pengorganisasian
penyuluhan dilakukan pada hari sebelumnya.
2.
Evaluasi
proses
·
Peserta
antusias terhadap materi penyuluhan Dermatitis Kontak
·
Peserta
tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan penyuluhan selesai.
·
Peserta
terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan.
3.
Evaluasi
hasil
·
Mahasiswa
baru STIKes Ngudia Husada Madura dapat menjelaskan definisi Dermatitis Kontak.
·
Mahasiswa
baru STIKes Ngudia Husada Madura dapat menyebutkan
penyebab Dermatitis Kontak.
·
Mahasiswa
baru STIKes Ngudia Husada Madura dapat menyebutkan tanda
dan gejala Dermatitis Kontak.
·
Mahasiswa
baru STIKes Ngudia Husada Madura dapat menyebutkan penatalaksanaan Dermatitis Kontak.
·
Mahasiswa
baru STIKes Ngudia Husada Madura dapat menyebutkan komplikasi Dermatitis Kontak.
MATERI PENYULUHAN
DERMATITIS
KONTAK
Definisi :
Dermatitis kontak adalah dermatitis
karena kontak eksternal yang menimbulkan fenomena sensitisasi (alergik) atau
toksik (iritan).
Dermatitis
kontak adalah respon peradangan kulit akut atau kronik terhadap paparan
bahan iritan eksternal yang mengenai kulit. Dermatitis kontak (dermatitis
venenata) merupakan reaksi inflamasi kulit terhadap unsure – unsure fisik,
kimia, atau biologi. Penyakit ini adalah kelainan inflamasi yang sering
bersifat ekzematosoa dan disebabkan oleh reaksi kulit terhadap sejumlah bahan
yang iritatif atau alergenik. Dermatitis kontak adalah peradangan oleh kontak
dengan suatu zat tertentu, ruamnya terbatas pada daerah tertentu dan seringkali
memiliki batas yang tegas.
Etiologi
:
Penyebab dermatitis
belum diketahui secara pasti. Sebagian besar merupakan respon kulit terhadap
agen-agen misal nya zat kimia, bakteri dan fungi selain itu alergi makanan juga
bisa menyebabkan dermatitis. Respon tersebut dapat berhubungan dengan alergi.
(Mansjoer, A : 1998)
b. Dalam (endogen)
misalnya pada seseorang yang memiliki riwayat kepekaan terhadap zat
tertentu.
Penyebab yang baku dari dermatitis kontak
pada berbagai bagian tubuh
Bagian Tubuh
|
Penyebab
|
Muka
|
Kosmetik, hairspray, semir rambut.
|
Cuping telinga
|
Nikel, perhiasan imitasi
|
Kelopak mata
|
Kosmetik, transfer oleh tangan,
tangkai kaca mata
|
Bagian Tubuh
|
Penyebab
|
Hidung, bibir dan sekitarnya
|
Pasta gigi, lipstick
|
Leher
|
Parfum, pakaian (bahan wool)
|
Aksila
|
Deodoran, pakaian, parfum
|
Dada
|
Bahan kuningan
|
Lengan dan kaki
|
Deterjen, bahan pembersih, sepatu
|
Tangan
|
Sarung tangan, deterjen
|
Tanda dan Gejala :
Pada umumnya manifestasi klinis dermatitis
adanya tanda-tanda radang akut terutama pruritus (gatal), kenaikan suhu tubuh,
kemerahan, edema misalnya pada muka (terutama palpebra dan bibir), gangguan
fungsi kulit dan genitalia eksterna.
a. Stadium akut : kelainan kulit berupa
eritema, edema, vesikel atau bula, erosi dan eksudasi sehingga tampak basah.
b. Stadium subakut :
eritema, dan edema berkurang, eksudat mengering menjadi kusta.
c. Stadium kronis : lesi tampak kering, skuama,
hiperpigmentasi, papul dan likenefikasi.
b. Stadium tersebut
tidak selalu berurutan, bisa saja sejak awal dermatitis memberi gambaran klinis
berupa kelainan kulit stadium kronis.
Penatalaksanaan :
Proteksi terhadap zat penyebab dan menghindarkan
kontaktan merupakan tindakan penting. Anti-hisatamin tidak diindikasikan pada stadium
permulaan, sebab tidak ada pembebasan hisatamin. Pada stadium berikutnya
terjadi pembebasan histamin secara pasif. Kortikosteroid diberikan bila
penyakit berat, misalnya prednison 20 mg/hari. Terapi topikal diberikan sesuai
petunjuk umum.
a.
Kompres
Cara kompres :
-
Rendam kain putih halus
ke air
-
Letakkan di lesi, 10-20
menit
-
Ganti dengan kain dan
air yang bersih
b.
Antibiotik
Biasanya infeksi sekunder
disebabkan oleh Gram positif. Diobati dengan penicillin/ampicillin untuk
penderita yang tidak alergi, buctrim, supristol, septrin (efek aplasticanemia).
c.
Antihistamin
d.
Obat- obat topical
Karena kulit mudah diakses maka
mudah pula diobati maka obat obat topical dapat sering digunakan,beberapa obat
dengan konsentrasi yang tinggi dapat dioleskan langsung pada kulit yang
sakit dengan sedikit absorbsi sistemik sehingga efek samping sistemiknya juga
sedikit.adapun obat topikalnya antara lian:
1)
Lotion
Lotion memeiliki dua tipe
: suspensi yang terdiri atas serbuk dan dalam
air yang perlu di kocok sebelum di gunakan
,dan larutan jernih yang mengandung unsur - unsur aktif yang bisa di
larutkan seluruhnya.
2)
Bedak
Bedak biasanya
memiliki bahan dasar talk,zinkoksida,bentonit atau pati jagung dan
ditaburkan pada kulit dengan alat pengocok atau spons katun.Meski kerja
medisnya singkat ,bedak merupakan preparat higroskopis yang menyerap serta
menahan kelembaban kulit dan seprei.
3)
Krim
Krim dapat berupa
suspensi minyak dalam air atau emulsi air dalam minyak dengan
unsur-unsur untuk mencegah bakteri ataupun jamur.
4)
Jel
Jel merupakan emulsi
semisolid yang menjadi cair ketila dioleskan pada kulit,bentuk
preparat topikal ini secara kosmetik dapat diterima oleh
pasien karena tidak terlihat setelah dioleskan dan
juga tidak terasa berminyak serta tidak meninggalkan noda.
5)
Pasta
Pasta merupakan campuran bedak
dengan salep dan digunakan pada keadaan inflamasi,pasta melekat pada
kulit tetapi sulit dihilangkan tanpa menggunakan minyak
seperti minyak zaitun atau minyak mineral.
6)
Salep
Salep bersifat menahan kehilangan
air dan melumasi serta melindungi kulit, bentuk preparat topikal ini lebih
disukai untuk kelainan kulit yang kronis atau terlokalisasi.
7)
Preparat spray dan
aerosol
Dapat di gunakan untuk
lesi yang luas,bentuk ini akan mengisat ketika mengenai kulit sehinga harus
digunakan dengan sering.
8)
Korrtikosteroid
Banyak dipakai dalam pengobatan
kelainan dermatologik untuk memberikan efek anti inflamasi,anti priritus dan
vasokontriksi.
Komplikasi
:
Infeksi
kulit oleh bakteri-bakteri yang lazim dijumpai terutama staphylococcus
aureus, jamur, atau oleh virus misalnya herpes simpleks. Pengidap penyakit
ini sebaiknya menghindari inokulasi virus hidup yang dilemahkan.
Gangguan
metabolik melibatkan suatu resiko hipotermia, dekompensasi kordis, kegagalan
sirkulasi perifer, dan trombophlebitis.. Bila pengobatan kurang baik, akan
terjadi degenerasi viseral yang menyebabkan kematian.
DAFTAR
PUSTAKA
Mansjoer, Arif, dkk. 2005.
Kapita Selekta
Kedokteran Jilid 2. Jakarta : FKUI
Anonimus. 2010. Asuhan Keperawatan Dermatitis Kontak. http://odasunrisenurse.blogspot.com/2011/06/asuhan-keperawatan-dermatitis-kontak.html. Di akses
Tanggal 12 September 2015 Jam 09.00 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar